-Kategori perintis lingkungan
Kebumen. 1 maret/ 09.00 WIB
Kebun milik Mastur (60) ditinjau sebagai calon peraih kalpataru karena Mastur telah membantu program penyelematan lingkungan bekas galian genteng Sokka, tanaman kebun Mastur diangap juga dianggap menjadi pengaman dan pencegahan ancaman erosi dan banjir sungai lukulo dengan menyelamatkan lingkungan jiwa 600 KK dukuh Penambangan.
Jumat 28 / 2 tim penilai usulan peraih Kalpataru dari LH Kabupaten kebumen mendampingi rombongan Dinas Kehutanan Propinsi Jawa tengah, Kantor LHP Propinsi Jawa tengah, Dinas Pertanian Propinsi Jawa dan UNDIP Semarang mengunjungi kebun milik Mastur yang berlamatkan di Dukuh Penambangan, desa Kedawung, Pejagoan, Kebumen, Jawa Tengah.
Kebun milik Mastur, bekas daerah sentra genteng Sokka, kawasan sentra industri genteng dan bata Sokka yang terkenal di seluruh Indonesia, persisnya ini dipinggir pinggir sungai Lukulo yang sering terancam terkena dampak erosi dan banjir.
Mastur pensiunan MTS N Klirong tahaun 2010 Kebumen ini mengatakan,” menanam bagian hobi saya, selain itu melihat karena ada lahan tidak bermanfaat dan rusak selamanya, kemudian saya berpikir bisa tidak untuk dimanfaatkan untuk ditanami dan bisa mendapatkan nilai ekonomi bagi saya dan warga sekitar di sini.
Kebun milik Mastur dengan luas 70.500,- M atau kurang lebih 1 hektar, awalnya 2008 bekas galian tanah (blumbang) diberi sampah minta gratis Dinas Keberhasihan Kebumen, akhirnya berpikir juga bagaimana untuk ditanam. Akhirnya gagasan itu menanam jambu merah, pepaya california.
Mastur kelahiran Kebumen, 21 desember 1954, diusulkan oleh Dinas Lingkungan Hidup Kebumen sebagai calon nominasi Kalpataru tahun 2014 katagori perintis lingkungan, Mastur ketika ditemui di Kebun sedang panen jambu merah tahun ini omset 17 juta dan tanaman pepaya omset 7 juta masa hasil panen di pasarkan di kebumen dan Jakarta.
Mastur berharap,” agar orang-orang sekitar sini bisa ikut menyelamatkan lingkungan tanah bekas galian (blumbang) genteng dan bata Sokka secara bersama. dimanfaatkan menjadi areal pertanian, karena kalau tidak dimanfaatkan tanah itu rusak selama-selamanya dan mengancam 600 KK dukuh Penambangan ini dari banjir dan erosi sungai lukulo,” kata Mastur .
Mastur juga bermimpi, “ kedepan akan dikembangkan tanaman-tanaman yang bisa menghasilkan secara ekonomis, agar masyarakat sekitar bisa menikmat dan nyaman akan kena erosi banjir sungai lukulo.
No comments:
Post a Comment