Daya Beli Kebumen Tambah Lesu

- Imbas Kekacauan Perekenomian Berita Wong Kebumen Jum'at, 16/10/20
Sepi..sepi...ya Tuhan, kata seorang pedagang dipinggir jalan Kebumen. "untuk belanja saja cukup, kadang justru modal tidak kembali, padahal masih rugi.Masih bisa makan dari hutang tutup lobang, keluhnya. Kenapa bisa begini nasib ukm kecil Kebumen yang berjumlah 37.000.Kenapa hal tersebut terjadi, padahal mereka para ukm sudah kerja keras (bukan pemalas) masih tetap kurang, sementara harga kebutuhan pokok melambung naik sebelum lebaran, pasca lebaran dan dampai sekarang musim kemarau panjang harga sayur, buah melejit. Hal ini membuat kepanikan pelaku usaha kecil, sementara itu bahan baku naik tidak diimbangi dengan kondisi sosial ekonomi fan sumver gerajan rupiah justru melemah dan tidak stabil, sehingga mempengaruhi daya beli. Pertanyaanya, ?harus bagaimana menyelamatkan pondasi ekonomi Kebumen ini ?, mulai dari mana,?dengan apa caranya? dan pihak siapa saja yang bertanggungjawab memikirkan solusi nasib warga Kebumen ini Menurut Kakak Heni, "Kebumen memang betul, ternyata ada orang sumatera asal Kebumen, Warga kebumen orangnya sempit, lahan ekonomi sedikit, jadi sering sikut sikutan dan hanay orang orang yang berkuasa yang bisa menikmati hidup di kebumen, dan orang lemah akan tersingkir. kecuali, Jika pemerintah Kebumen memikirkan ketersediaan kebutuhan rakyat kebumen yang layak dalam semua lini kehidupan. dan kiat juag harus kreatif untuk bekerja keras, inofatif, dan terus bertempur dengan prestasi dengan diimbangi dengan rasa sosial keadilan dan memilki tujuan bersama. Kalau tidak warga kebumen kasihan, pilihannya antara meninggalkan Kebumen dan tetap di kebumen penuh dengan "peperangan ekonomi" .(bwk)

No comments:

Entri Populer