PEMIMPIN =Pengabdian=BUKAN UANG.
Woow.. Bagi-bagi uang, bagi-bagi stiker, bagi-bagi sembako, bagi-bagi aspal, bagi-bagi poster atau bagi proposal, biar terpilih. etika politik para calon pemimpin/legsilatif 2014 ini merupakan bagian dari etika politikus kotor.
"Anti Uang" adalah cita-keinginan rakyat, rakyat akan memilih mereka yang disukai (TANPA UANG), kalau orangnya baik,bisa kerja dan memberi manfaat bisa pasti dipilih, tanpa uangpun seorang pemilih akan menjadi loyal untuk memilih, jadi iniliah sebenarnya kekuasaan orang.
"Anti Uang" adalah cita-keinginan rakyat, rakyat akan memilih mereka yang disukai (TANPA UANG), kalau orangnya baik,bisa kerja dan memberi manfaat bisa pasti dipilih, tanpa uangpun seorang pemilih akan menjadi loyal untuk memilih, jadi iniliah sebenarnya kekuasaan orang.
Kuasa orang atau hak untuk memilih caranya sendiri atau dikaitkan kedaulatan rakyat. Sebenarnya ini cita-cita masyarakat bangsa kita. TANPA DIBERI UANG PASTI, akan berkehendak dan memilih seseorang sebagai pilihannya. Tapi para calon pemimpin atau para calon legislatif melakukan itu, di Kepala mereka" TANPA UANG " mereka tidak jadi, TANPA BAGI BAGI MEREKA tidak jadi.
Memang berat musuh calon pemimpin atau legsilatif karena sistem politik kita harus pakai uang, (suara terbannyak)_ akhirnya seseorang "berlomba - lomba untuk memerikan sesuatau, membuat cara agar di pilih dengan MATERI. yang salah bukan para pemimpin atau para calon anggota legsilatif yang salah. adalah UU politik kita. politik kita mengajarkan kita untuk berperilaku memberikan uang atau materi kepada calon pemilih.
BAHAYA DAN SANGAT BAHAYA bangsa kita dalam tatanan negeri ini, etika politik tidak ada, korupsi sebagai jalan akhir menjadikan seseorang untuk mengembalikan uang ketika sudah TEPRILIH /BERKUASA. Uang pembangunan dari negara berasala dari PAJAK KITA, yang seharusnya diserahkan dan menjadi hak warga, dari sekian persen akan diambil untuk mengembalikan bagi-bagi uang ketika "membagi bagi uang". yang ngeri lagi, sifat orang " MENUMPUK KEKAYAAN" ada kesempatan berkuasa.
Kita sebagai rakyat seharusnya mulai beprikir 'menolak sistem negeri yang merusak tatanan bangsa kita, terutama UU politik kita, UU politik kita berbau UANG. tanpa punya Uang kita akan menjadi penonton. bagi penonton baik seperti kita melihat adegan film politik " harusnya menghentikan film-film yang merusak peradaban kehidupan kita, bila perlu film itu kita bakar.
Penonton merupakan subyek utama dalam adegan film, tanpa penonton tidak ada pertunjukan, penonton bisa menjadi pelaku film, agar film enak sesuai yang ditonton saatnya para penon menjadi SUTRADARA ATAU PEMAIN FILM. dengan cara apa? mari TOLAK UU POLITIK= UANG. Kalau tidak ditolak terjadilah kondisi bangsa kita yang rusak. Kita tidak boleh rusak. yang rusak adalah "mereka yang tidak mau belajar" mereka yang tidak mau berbicara angkat gagasan. menolak politik kotor.
Kebumen, 18 Januari 2014
Penulis: Eko Wahyudi
(Mantan Calon Kepala Desa " ANTI MUWUR/UANG" Pilkedes tahun 2007 desa Kedawung, Pejagoan, Kebumen, Jateng)
(Mantan Calon Kepala Desa " ANTI MUWUR/UANG" Pilkedes tahun 2007 desa Kedawung, Pejagoan, Kebumen, Jateng)
No comments:
Post a Comment