Ibu Cut,"Perempuan Korban Tsunami Aceh, Kini Jadi Eskportir Sukses


Semarang, 23 Oktober,News Indonesia,
Ibu Cut nama panggilannya, Ibu asli Aceh ini sudah melalang melintang di dunia pasar Ekspor kerajinan. 23 Oktober 2013 di undang menjadi peserta pameran kerajinan di JEC di stand hal I eksekutif.
Luar biasa Ibu Cut dari Semarang ini, kesuksesan Ibu Cut di ceritakan ketika mengisi materi Bimtek Kemenakertrans RI di hotel pandaran Semarang dihadapan 20 mantan TKS (Tenaga Kerja Sarjana) dari Jawa Tengah.

Ibu Cut, yang pernah Sabet Juara 1 wirausaha kementrian Nakertrans RI dengan senyuman dan riang gembira penuh semangat, mampu menghipnotis para Sarjana  yang mempunyai usaha di bidangnya masing-masing, bagi Ibu Cut apapun usahanya kita harus syukuri atas pemberian Tuhan.

Selain itu Ibu Cut berharap agar para sarjana khususnya yang sudah berjalan walaupun merangkak dari nol, harus kuat untuk bekerja keras dan tetap bersyukur, hal ini merupakan cerita dari Ibu Cut.

Cerita Ibu Cut, awalnya Ibu Cut dari keluarga orang mampu, dengan rumah di Aceh, pada tahun 2004 terjadi Tsunami yang memakan ribuan korban dan menewaskan ratusan orang.
termasuk Ibu Cut, sebagai salah satu korban yang masih selamat, walaupun rumah dan seisinya selama 5 menit. rumah, harta dan benda yang dimilki ibu Cut hancur lebur seketika karena musibah Tsunami.

Ibu Cut bersama suaimi ayng berprofesi sebagaia rsitektur pada saat Tsunami tinggal di tenda pengungsian. akhirnya ada keinginan Ibu Cut dan keluarga untuk pergi ke Semarang, tujuan kota semarang di rumah orang tuanya yang sudah 18 tahun di tinggal, sebelum ke Semarang Ibu Cut tidak punya uang sepersenpun, kebetulan waktu itu Ibu Cut, dengan semangat baja mencari informasi di bandara udara di Aceh untuk khusus pengungsian dengan gratis.

Tuhan memberikan kesempatan bagi Ibu Cut dan keluarga, akhirnya bisa terbang ke Semarang. waktu disemarang, Ibu Cut selama 3 hari membersihkan rumahnya di Gayamsari Semarang, cikal bakal tempat indah dan tempat yang mengenang Ibu Cut di masa yang sulit tidak punya apa-apa, kota Semarang bagi Ibu Cut kota yang menyengsarakan, karena serupiah pada waktu pun tidak punya.

Muncullah ketekadan Ibu Cut untuk bergerak dan bekerja demi kehidupan baru, pada suatu malam Ibu Cut setelah melakukan Sholat malam bersama suaminya menangis, dan pada waktu itu " getaran dari sang pencipta dengan perantara suaminya untuk membaca Ayat 7, surat Al Baqoroh. atas saran suami dan akhrinya Ibu Cut punya gagasan agar menjahit di kain beluduru di dinding rumahnya.

Awalnya di rumahnya ada rongsokan di gudang atas rumah tempat warisan orang tua, ada beberapa alat rumah tangga; radio, setrika, jam kuno serta bekas bekas barang jaman dulu, akhirnya Ibu Cut menjual dengan 800 ribu rupiah,setelah itu ibu Cut  membeli beras, minyak dan kebutuhan kain beludru untuk membuat Hiasan Ayat 7.

Settelah 3 hari, ada tamu ke rumah Ibu Cut mencari Kontrakan dengan menaiki Inova, kemudian masuk kerumah ibu Cut.  bapak dan Ibu tamu tersebut masuk ker rumah, melihat kain Ayat 7, akhirnya minat dan menanyakan berpa hargnya kalau di jual. Ibu Cut mempertahankan tidak boleh.,Ibu cut juga berpikir akhrinya kain ayat 7 di jual untuk makan,.akhirnya tamu Ibu Cut memperbolehkan Ayat 7 di jual. dan diberi Amplop. setelah di buka amplop isinya 1.800.000,- . rasa hati ibu Cut gembira.

uang tersebut akhrirnya membeli kebutuhan kain beludur untuk di jahit 40 potong untuki di jual, dengan harapan kain ayat 7 bisa menjadi awalan  gerakan ekonomi keluarga Ibu Cut. Tuhan maha besar dan pemurah, Ibu Cut melakukan dor to dor ke rumah tetangga, tidak laku dengan cepat. tetapi suatau hari Ibu cut bergabung dengan perkumpulan Ibu ibu jamaah pengajian di perumahan Gayamsari tempat ibu  tinggal.

Dari situlah, ibu Cut memperkenalkan kain Ayat tujuh hasil jaitannya kepada Ibu Ibu, dan kemudian laku laris, setelah itu   ibu usahanya berkembang, dan sekarang juga menjadi salahsatu eksportir kerajinan Indonesia.  menjadi milyarder, tapi Ibu Cut masih  peduli bersama orang orang yang ingin maju dengan siapapun untuk membuka usaha, menjadi tempat belajar usaha dan bermitra. .bersambung.
Sampai berita ini diturunkan  24 Oktober 2013, Ibu Cut sedang mengikuti pameran kerajinan di JEC  Jakarta, bersama para eksportir handal kelas dunia. bersambung. (NI)

No comments:

Entri Populer