Kebumen, News Indonesia
10/9. Ranting NU Kebumen setelah wolk out dari Konfercab NU, karena hak suara ranting tidak bisa digunakan pada Konfercab di PP Al Huda Jetis, Kebumen,Jawa Tengah, minggu 8/9 2013. Akhirnya ratusan NU Ranting menyomasi hasil Konfercab NU yang cacat demokrasi, rencana ratusan Ranting akan menggelar Musyawarah anak ranting se-Kabupaten Kebumen.
Hal itu ditegaskan Eko wahyudi SPd,I, saat didampingi pengurus MWC
NU Karanggayam dirumahnya PP.Istiqomah Petanahan,“
saya memantau proses jalannya konfercab jelas ranting kecewa, padahal jelas
ranting sebagai sumbu utama dalam pemberdayaan umat di bawah. Ada 80% dari 460
ranting (Kepengurusan tingkat desa) sekitar 410 di Kebumen akan tetap bekerja
NU, tanpa harus berpolitik praktis seperti para pengurus NU.
Kekecewaan juga datang dari pengurus PCNU periode 2009-2013 Drs.Dawammudin Masdar MAg,”
Hilangnya suara ranting pada Konfercab mendasari hasil Muktamar, itu hanya
sekedar kepentingan money politik, hal ini tidak tepat. Suara ranting masih dibutuhkan,
masih dibeberapa daerah diluar Kebumen ranting masih digunakan, artinya hasil
Muktamar tidak mutlak, “ tandas Dawam yang juga kepala sekolah MAN 2 Kebumen.
Sementara itu, Eko Wahyudi SPd,I aktif GMNU (Gerakan Muda NU Kebumen)
mengatakan,“ Generasi Muda NU jangan tiru tiru-orang tua yang tidak jelas, Saya
melihat Konfercab NU cacat demokrasi. Bukan dasar muktamar Makasar saja, lanjut
Eko, ada aturan PO (Peraturan Organisasi ) dan Perubahan Tatib AD/ART. Jadi hasil
Muktamar tidak mutlak menjadi dasar hilangnya suara ranting.” tegas Eko disela-sela
jual koran Kebumen Ekspres( Jawa Pos Grup) di pasar Tumenggungan kemarin 10/9.
Lanjut Eko,” pimpinan sidang seharusnya aspiratif terhadap
arus bawah ranting desa, mereka para Kyai NU-Kyai kampung tiap hari ngaji di
mushola, berjuang mati-matian membela NU, mereka tidak harus dapat gaji. Sementara
para pengurus PCNU dua periode lalu sudah jual umat, Eko khawatir, pengurus NU
Kebumen periode menghadapi 2014 akan menjadi
bahan jualan, dan NU tambah rusak, lanjut Eko.
Eko mengatakan,” Karena NU harga mahal tapi menjual murah
karena kepentingan pengurus NU. Jelas ini bukan warisan ulama KH.Hasyim As’ari.
NU didirikan untuk sosial agama, bukan berpolitik praktis, khitah 1926 diingat,
politik praktis dimanapun akan hasil adu domba kolompok ulama,kata Eko.
Eko menambahkan, “Seharusnya panitia Konfercab kemarin sudah
paham ini. Tapi mereka lebih mencari untung saja menjual kepentinganatas nama
NU,masih banyak jalan kalau kita mencari uang tapi bukan di jalan kaya seperti
itu, “kata Eko dengan nada marah.(ni/01)
No comments:
Post a Comment