Oleh: (Eko Wahyudi 087732663618) Pojok Indonesia
News Online. Pemimpin sudah rusak sumpah jabatan sebagai pemimpin,
pemimpin hanya permukaan, pemimpin hanya sebagai cita-ciat untuk meraih
sesuatu. Banyak pemmpin juga hanya tebar senyum dan kadang jiwa
kekuasaan kepemimpinan maeraup keuntungan karena masa kuasa, ada juag
pemimpin yang numpang tenar.
Tapi ada pula pemimpin di bangsa kita
yang bagus. Mahfud MD, Ada juga pemimpin yang bekerja dan bekerja
seperti JOKOWI dan Dahlan Iskan, Gusdur, serta Sukarno. Mereka pemimpin
agen of change,m symbol perubahan. Perubahan harus ada, kepemimpinan
harus ada dan berupa nyata di hati rakyat, sebab pemimpin ini bergerak
untuk rakyat.
Pemimpin harus bi\sa merubah dari yang buruk menjadi buruk, Yang jelek menjadi baik
,
yang baik tambah baik, yang baik tambah baik. Orang kita bangsa
Indonesia, sudah paham dengan karakter pemimpin local, nasional menilai
bahwa 90 % pemimpin sudah tidak menjadi sentra of change. Karena ada
system para pemimpin dan penyelenggara Negara belum kea rah pada tatanan
nilia,
Beda dengan Aceng FIKRI Bupati Garut-Jawa barat, hari ini 6
desember , sekitar dua minggu jadi sorotoan public media local
nasional, dan bahakn internasional. Bupati dari Garut Jawa barat ini
adalah symbol dari kepemimpinan yang tidak ada nilai sentral perubahan.
Hanya kepentingan kekuasaan serta dasar keinginan kepuasaan kekuasaan.
Aksi bukan warga Garut saja, tetapi kota Jogkajarta aksi karena Aceng
melakukan pelecehan terhadap perempuan. Menurut menteri dalam negeri
Gumawan Fauzi Aceng sudah melanggar sumpah jabatan, walaupun Aceng telah
melakukan Islah (damai) dengan orang istri Siri FABI Oktoea yang di
cerai 2 hari. Dengan 4 hari dengan SMS.Sementara, ada berita 2 orang
wanita yang muncul dari klari Karawang dan warga Garut. Sinta Larasati
dinikaihi dengan 2 bulan dengan dicerai dengan SMS singkat.
Apakah
pemimpin perubahan Aceng? Aceng hanya bisa merubah kekuasaan menjadi
kepentingan tanpa perubahan. Yang ada hanya kesukaan pribadi. Sementara
Aceng menjadikan kekuasaan pemimpin rakyat Garut, sudah menjadi keliru.
Apakah para pemimpin di bangsa kita banyak seperti itu. Atau tidak ada.
Ada tapi masih diam diam karena terhembus media publik.
Beda dengan Aceng FIKRI Bupati Garut-Jawa barat, hari ini 6 desember , sekitar dua minggu jadi sorotoan public media local nasional, dan bahakn internasional. Bupati dari Garut Jawa barat ini adalah symbol dari kepemimpinan yang tidak ada nilai sentral perubahan. Hanya kepentingan kekuasaan serta dasar keinginan kepuasaan kekuasaan.
Aksi bukan warga Garut saja, tetapi kota Jogkajarta aksi karena Aceng melakukan pelecehan terhadap perempuan. Menurut menteri dalam negeri Gumawan Fauzi Aceng sudah melanggar sumpah jabatan, walaupun Aceng telah melakukan Islah (damai) dengan orang istri Siri FABI Oktoea yang di cerai 2 hari. Dengan 4 hari dengan SMS.Sementara, ada berita 2 orang wanita yang muncul dari klari Karawang dan warga Garut. Sinta Larasati dinikaihi dengan 2 bulan dengan dicerai dengan SMS singkat.
Apakah pemimpin perubahan Aceng? Aceng hanya bisa merubah kekuasaan menjadi kepentingan tanpa perubahan. Yang ada hanya kesukaan pribadi. Sementara Aceng menjadikan kekuasaan pemimpin rakyat Garut, sudah menjadi keliru. Apakah para pemimpin di bangsa kita banyak seperti itu. Atau tidak ada. Ada tapi masih diam diam karena terhembus media publik.