Hilangnya Napak Tilas Indonesia

Pojok Indonesia. Eko Wahyudi
News Indonesia. Napak tilas, bukan hanya cerita atau dongeng "kancil mencuri timun" atau jalan-jalan ke kota,' atau obrolan ibu ibu pasca panen, berdongeng mencari ketombe pada rambut didepan rumah,karena tidak ada kesibukan untuk Berdikari . kapan mereka diberi Napak Tilas Indonesia sebuah prasasti sejarah yang harga mahal.

Penulis ingin menulis sebuah kenyataan merah putih, kenyataan merah dan putih ini selalu menjadi kekuatan besar bagi ada dan tiadanya bangsa kita, maju mundurnya peradaban bangsa kita, serta bagi nasib arah kematian dan kehidupan bangsa kita. para penjelajah dunia napak tilas, jaman dahulu yang semula pulau antar pulau, bahasa antar bahasa, penindasan antar penindasan kaum.

Napak tilas merah putih, selain prasasti berharga, sebagai alat memompa diri sendiri, cermin diri sendiri serta idiologi sebuah pandang perjalanan bangsa kita, gelap gulita perebutan nama Indonesia menjadi saksi napak tilas. Napak tilas,kini di jaman pasar bebas dan era ACFTA lumpuh kebangsaan nilai nilai makna pahlawan.

Napak Tilas para punggawa besar bangsa ini, kini sudah tidak di pakai, dianggap napak tilas buka lagi barang yang mahal. Napak tilas kebangsaan menjadi suatu yang lucu, karena kita disibukan untuk bekerja tervosir atas bahayanya sebuah roda gila kehidupan, kehidupan nyata di era hancurnya kapal NKRI. Kehancuran NKRI bisa terjadi pada seketika, 

Kehancuran pula dialami oleh merah putih, sebagai warna simbol bangsa kita, bangsa kita kini sedang berjalan tidak terarah serta mengandung ketidak - daulatannya sebagai NKRI. Napak tilas diciptakan dan di hancurkan hanya cerita dan dongeng. Dongeng sudah berganti judul, dongeng bisa berubah, karena dongeng selalu menunggu sebuah suruhan kekuasaan.

Tidak hilang napak tilas merah putih kita, tapi ada yang senagaja menghilangkan bangsa kita agar menjadi negeri rusak, menuju negeri tanpa kebudayaan serta di mungkinkan akan menuju negeri hancur tanpa cerita, hanya kekecawaan, marah dan kematian.

Entri Populer