Bandung, News Online 28/5/12
Cerita legenda Gunung tangkuban peraghu, konon hidup sebuah keluarga Dayang Sumbing (Gadis Cantik dan bersuami Si Tomang. Keluarga tersebut mempunyai anak bernama Sangkuriang, keluarga tersebut hidup di hutan, berkerjanya berburu, anaknya Sangkuriang pun juga ikut berburu setiap hari hidup di hutan.
Pada suatu hari Dayang sumbing, dan Ayahnya Si Tomang berburu di tengah hutan, kebetulan di dekat sungai. Ayah Sangkuriang Si Tomang menyuruh kepada pekerjaan kepada sangkuriang anaknya. Tetapi tidak mau Sangkuriang mematuhi perintah ayahnya, akhirnya Ayahnya Si Tomang memukul Sangkuriang kepalanya dan badannya terluka jatuh ke sungai. Ibu Dayang Sumbing dan Ayahnya Si Tomang pergi, meninggalkan Sangkuriang, sampai berpisah selama berpuluh-puluh tahun.
Kemudian ada warga yang menemukan sangkuriang, karena kondisi sangkuriang terkena pukulan keras akhirnya membekas di tubuhnya, Sangkuriang hilang ingatan, kemudian warga melihat Sangkuriang dibina dan hidup bersama keluarga.
Sangkuriang tumbuh dewasa sebagai pemuda, pada suatu hari Sangkuriang bertemu gadis cantik, kemudian sangkuriang mencintai Gadis tersbut. Kemudian, sangkuriang menyatakan cinta kepada Gadis cantik tersebut, ternyata gadis cantik itu dayang Sumbing (ibu sangkuriang), Suatu hari Gadis cantik itu meliha kepala dan badan sangkuriang (calon suaminya) melihat ada bekas luka ada punggung dan ada tanda lahir, Sangkuriang.
Sangkuriang menyatakan cinta kepada gadis cantik tersebut, Kemudian Dayang Sumbing bercerita kepada Sangkuriang, bahwa kamu adalah anak saya, aku melihat bekas pukulan di badan dan tanda lahir, ketika di pukul oleh Ayahnya, di pinggir sungai. “
Sangkuriang tidak percaya dan tidak mengaku kalau Dayang Sumbing seorang gadis itu ibu sendiri, dan tidak percaya dayang Sumbing sebagai Ibunya.Dayang Sumbinng mau menikahi Sangkuriang, Tetapi untuk membuktikan Kejujuran Dayang Sumbing kepada Sangkuriang yang merupakan anaknya sendiri, bingung akhirnya Dayang Sumbing punya akal, mau dinikahi Sangkuriang, tetapi Dayang Sumbing membuat pembuktian.
Dayang sumbing membikin persyaratan, kepada Sangkuriang permintaan membuat perahu besar dalam satu malam dan sebelum ayam berkokok sudah jadi. Untuk membuktikan perjuangan cinta Sangkuriang, akhirnya persyaratan itu di penuhi Sangkuriang. Sangkuriang karena sakti, memanggil anak buhnya jin, untuk bekerja membuat perahu besar.
Dayang Sumbing kemudian berakal, bagaimana Sangkuriang gagal dalam membuat kapal dalam satu malam. Dayang sumbing sebelum subuh menyuruh kepada warga di kampong menabuh lesung agar ayam milik warga kampong berkokok, langsung dayang sumbing
Akhirnya ayam berkokok terdengar dimana mana, dan Sangkuriang dinyatakan gagal membuat perahu , sebelum subuh belum jadi, karena gagal. kemudian dayang sumbing menendang kapal hampirnya jadi, kemudian kapal tersebut di tendang Dayang Sumbing dan jadilah Gunung Tangkuban Perahu. (e)
No comments:
Post a Comment