KEBUMEN. Dampak kekurangan bahan makanan menjadi hal yang sangat urgent, lebih-lebih masyarakat sekarang butuh suplay makanan yang cukup. Tahu tempe sebagai makanan tradisi bangsa Indonesia saat ini perlu dicarikan jalan solusinya.kelangkaan tempe akan merusak mental bangsa kita.
Makan tempe bukan berarti “
mental tempe” Kelangkaan brambang merah dan bawang putih
itu sudah biasa “permainan musiman “ karena ulah tengkulak masyarakat
kita, kelangkaan tahu da tempe itu permainan tengkulak dunia, tengkulak milyara namanya, kalau dipandang
dari ilmu politik perdagangan dunia, kita adalah Negara pasar dari Negara
besar.
Negara pasar artinya, Negara yang
hanya membeli /mengkonsumi, akhirnya menggantung diri, sementara Negara lain
menjadi produksi,. Sudah 68 tahun lamanya bangsa Indonesia masa tidak punya
ketersediaan pangan yang cukup, kedelai aja masih impor, sebenarnya Septermb
2013 ini pemerintah para pejabat, elit
politik partai bekerja atau tidak? Atau mereka sibuk denga kampanye 2014 ?.
Memang para pejabat kita mental-mental
“ tidak mau berpikir” jadinya sesuatu perencanaan pembangunan harus matang,
berjalannya pelayanan atas kondisi masyarakat juga diantisipasi dan diawaasi.
Kalau begini kita malu sebagai bangsa yang besar dan bangsa yang kaya.
Pemerintah tinggal mengatur dan memberdayakan, pemerintah sudah digaji rakyat
dengan pajak, harusnya bekerja keras.
Kalau begitu sebenarnya bangsa kita harus berani menjadi pelaku pasar,
bukan Negara konsumen, Eko Wahyudi mengajak:
A. kita merenung, selain permainan politik dagang,
ada permainan Kudeta “bahan kedeleai dunia” untuk mengancurkan mentak bangsa Indonesia,
kita jangan mau. !!
B. Sebab lain, kita tegakan aturan perdagangan tanpa
menggantung diri kepada Negara lain,
C.Solusinya
di tiap pedesaan “Pendidikan tanam kedelai untuk petani”
,
D. Tersedianya gudang khusua kedelai di semua daerah
kabupaten,
E. Dirikan 5
sekolah pertanian ditiap kecamatan 1 sekolah, tutup sekolah SMK tak bermutu
No comments:
Post a Comment