Seorang perempuan cantik berinisial MA (27) saat ini menjadi tahanan
Markas Polres Cimahi lantaran telah menipu 11 orang calon pegawai negeri
sipil (PNS). Menurut keterangan MA, dirinya tidak bekerja sendirian. Ia
mengaku telah diperintah oleh seorang laki-laki bernama Gantira Kusumah
yang diketahui adalah anggota Komisi A Dewan Perwakilan Daerah (DPRD)
Provinsi Jawa Barat.
"Saya sebenarnya juga korbannya dia (Gantira). Dulu saya dijanjikan jadi PNS, saya sudah kasih Rp 50 juta, tahunya cuma jadi honorer," kata wanita berkulit putih ini saat ditemui wartawan di sel tahanan Polresta Cimahi, Jawa Barat, Rabu (17/7/2013).
Setelah gagal menjadi PNS tetap, kata MA melanjutkan, Gantira menghadiahi MA berupa jabatan sebagai asisten. Lambat laun, hubungan kerja tersebut menjadi hubungan yang lebih pribadi.
"Ya, memang saya deket sama Gantira," ujar wanita lulusan Fakultas Manajemen salah satu universitas swasta di Kota Bandung ini.
Lebih lanjut MA mengatakan, pria yang tergabung di Fraksi Partai Gerindra itu pun menyuruh dirinya mencari kembali orang yang ingin menjadi PNS. Singkat cerita, dengan bermodal paras cantik, MA berhasil mengumpulkan 11 orang yang memiliki keinginan untuk menjadi PNS.
"Tapi, ada beberapa yang ditemui Gantira langsung, tidak lewat saya," ucapnya sambil menyibakkan rambut pirang kecoklatan.
Dari balik jeruji besi, MA menyebutkan, 11 orang calon PNS yang berhasil dikumpulkannya harus membayar uang yang jumlahnya bervariasi agar langkah menjadi seorang PNS di Gedung Sate mulus. Per orang, kata dia, rata-rata menyerahkan uang sebesar Rp 50 juta sampai Rp 80 juta.
"Totalnya satu miliar lebih," tegasnya.
Saat menerima uang pelicin dari 11 orang calon PNS, MA mengakui seluruh tanda terima tertulis atas nama dirinya.
"Gantira nggak mau pakai kuitansi sama sekali," ungkapnya.
Janji manis yang diucapkan oleh Gantira ternyata tidak terwujud. Tidak ada satu pun dari 11 orang yang telah menyerahkan uang puluhan juta itu diterima menjadi PNS di Gedung Sate. Hingga akhirnya, salah satu korban yang tinggal di Kota Mas Cimahi melaporkan kasus ini ke Polresta Cimahi.
MA pun dibekuk polisi di rumah kos-kosannya di Cimahi bulan lalu. MA pun merasa dirinya telah dikorbankan oleh Gantira. Pasalnya, tidak sepeser pun uang diterimanya dari hasil menipu 11 calon PNS tersebut. Hingga saat ini, dia mendekam di dalam sel.
Ia berharap, pihak kepolisian menyelidiki lebih lanjut keterlibatan Gantira dalam kasus ini.
"Aku nggak salah, harusnya dia dong, yang di sini. Orang dia yang salah," tuturnya.
Dihubungi terpisah, Gantira Kusumah membantah keras tuduhan yang dilayangkan oleh MA. Gantira mengaku sama sekali tidak mengenal MA yang mengaku sebagai asistennya.
"Tidak, saya tidak tahu. Saya anggota dewan masak jadi calo? Tidak benar, dia hanya nyatut nama saya," sanggahnya.
Namun, di sela perbincangan, Gantira sempat mengatakan jika MA adalah istri seseorang yang dikenalnya bernama Riko.
"Oh, itu istrinya Riko," ucapnya tanpa menyebutkan status Riko.
Karena merasa telah dicemarkan nama baiknya sebagai anggota dewan melalui berbagai tuduhan, termasuk penggunaan uang suap tersebut untuk dana kampanye di ajang Pilwalkot Cimahi, Gantira mengaku telah meminta kepada Polda Jawa Barat untuk menyelidiki lebih lanjut pengakuan MA yang mengikutsertakan namanya dalam praktik percaloan tersebut.
"Saya sudah lapor ke Polda minta diselidiki siapa di balik semua ini. Pakai logika saja Pak, masak sampai segitunya," pungkasnya.
"Saya sebenarnya juga korbannya dia (Gantira). Dulu saya dijanjikan jadi PNS, saya sudah kasih Rp 50 juta, tahunya cuma jadi honorer," kata wanita berkulit putih ini saat ditemui wartawan di sel tahanan Polresta Cimahi, Jawa Barat, Rabu (17/7/2013).
Setelah gagal menjadi PNS tetap, kata MA melanjutkan, Gantira menghadiahi MA berupa jabatan sebagai asisten. Lambat laun, hubungan kerja tersebut menjadi hubungan yang lebih pribadi.
"Ya, memang saya deket sama Gantira," ujar wanita lulusan Fakultas Manajemen salah satu universitas swasta di Kota Bandung ini.
Lebih lanjut MA mengatakan, pria yang tergabung di Fraksi Partai Gerindra itu pun menyuruh dirinya mencari kembali orang yang ingin menjadi PNS. Singkat cerita, dengan bermodal paras cantik, MA berhasil mengumpulkan 11 orang yang memiliki keinginan untuk menjadi PNS.
"Tapi, ada beberapa yang ditemui Gantira langsung, tidak lewat saya," ucapnya sambil menyibakkan rambut pirang kecoklatan.
Dari balik jeruji besi, MA menyebutkan, 11 orang calon PNS yang berhasil dikumpulkannya harus membayar uang yang jumlahnya bervariasi agar langkah menjadi seorang PNS di Gedung Sate mulus. Per orang, kata dia, rata-rata menyerahkan uang sebesar Rp 50 juta sampai Rp 80 juta.
"Totalnya satu miliar lebih," tegasnya.
Saat menerima uang pelicin dari 11 orang calon PNS, MA mengakui seluruh tanda terima tertulis atas nama dirinya.
"Gantira nggak mau pakai kuitansi sama sekali," ungkapnya.
Janji manis yang diucapkan oleh Gantira ternyata tidak terwujud. Tidak ada satu pun dari 11 orang yang telah menyerahkan uang puluhan juta itu diterima menjadi PNS di Gedung Sate. Hingga akhirnya, salah satu korban yang tinggal di Kota Mas Cimahi melaporkan kasus ini ke Polresta Cimahi.
MA pun dibekuk polisi di rumah kos-kosannya di Cimahi bulan lalu. MA pun merasa dirinya telah dikorbankan oleh Gantira. Pasalnya, tidak sepeser pun uang diterimanya dari hasil menipu 11 calon PNS tersebut. Hingga saat ini, dia mendekam di dalam sel.
Ia berharap, pihak kepolisian menyelidiki lebih lanjut keterlibatan Gantira dalam kasus ini.
"Aku nggak salah, harusnya dia dong, yang di sini. Orang dia yang salah," tuturnya.
Dihubungi terpisah, Gantira Kusumah membantah keras tuduhan yang dilayangkan oleh MA. Gantira mengaku sama sekali tidak mengenal MA yang mengaku sebagai asistennya.
"Tidak, saya tidak tahu. Saya anggota dewan masak jadi calo? Tidak benar, dia hanya nyatut nama saya," sanggahnya.
Namun, di sela perbincangan, Gantira sempat mengatakan jika MA adalah istri seseorang yang dikenalnya bernama Riko.
"Oh, itu istrinya Riko," ucapnya tanpa menyebutkan status Riko.
Karena merasa telah dicemarkan nama baiknya sebagai anggota dewan melalui berbagai tuduhan, termasuk penggunaan uang suap tersebut untuk dana kampanye di ajang Pilwalkot Cimahi, Gantira mengaku telah meminta kepada Polda Jawa Barat untuk menyelidiki lebih lanjut pengakuan MA yang mengikutsertakan namanya dalam praktik percaloan tersebut.
"Saya sudah lapor ke Polda minta diselidiki siapa di balik semua ini. Pakai logika saja Pak, masak sampai segitunya," pungkasnya.
No comments:
Post a Comment