- Kembali ke khithah
1926
Kebumen. Praktek Money politik atau juga bisa katakan muwur
kepada pemilih pada pemilihan Konferensi Cabang Pengurus Cabang PCNU kebumen
yang di laksanakan bulan September mendatang sudah diwarnai ajang bagi-bagi
uang kepada para pemilih ranting NU di desa-desa.
Dari salsahtu kandidat calon ketua
Tanfizdiyah PCNU Kebumen periode 2014-2019
mendatang Konfeca sebagau majlis tertinggi PCNU menentukanarah misi organisasi yag
didirikan KH.Hasyim As'yari ini.
Wartawan koran ini bertemu dengan
Borni Kurniawan (Ranting NU Logede) baru-baru ini mengatakan,”Saya anak muda NU dan sekaligus pengurus Ranting
NU sudah melihat ada praktek money politik bagi-bagi uang oleh salah satu
kandidat, ada indikiasi kekuasaan PCNU dipegang oleh dari stattus Quo KH.Maskur Rozaq,
Borni menilai ,”Kepemimpinan PCNU KH.Maskur
Rozak sudah sepuluh tahun menjadi Ketua Tanfidziyah PCNU Kebumen dua periode
selama sepuluh tahun saya nilai gagal kaderisasi, selain itu selama dua periode kemenangan
KH.Maskur Rozaq diwarnai dengan money politik dengan membagi bagikan uang
kepada para pemilih dua kali Konfecab NU saat digelar. Hal ini tidak
mencerminkan kepemimpinan ulama NU,” jelasnya
Borni meminta,” NU sebagai
organisasi sosial dan Masyarakat sipil NU, ulama NU tidak butuh uang dalam Konfercab
mendatang hanya karena memilih pemimpin, sebab NU sudah menjadi tanggungjawab
negara, negara sudah menjamin anggaran kepada NU, oleh karenanya sebagai
perwakilan sipil jadi tidak butuh uang karena hanya memilih ketua Tanfidziyah
saja KH.Maskur Rozak lebih dari gerakan partai politik, dan lebih
kental politiknya dari pada arah sosial agama," beber Borni.
Borni berpesan ,” KH.Maskur Maskur sebagai status Quo perlu
cukup disini, tidak perlu mencalonkan lagi, karena rapot buruk kinerjanya,
sudah sepuluh tahun gagal dua periode kaderisasi memimpin NU Kebumen. Selama ini arah PCNU Kebumen lebih
pada ajang misi politik praktis, bukan sosial agama,maka perlunya ulama NU perlu kembali ke barak
perjuangan khittah ulama NU 1926, jelas mantan presidium GAMPIL Kebumen 2004.
No comments:
Post a Comment