News Online, Aktifitas
penggalian tanah untuk industry genteng (galian golongan C) sebenarnya
sudah ada papan pelarangan penambangan sepanjuang aliran sungai Lukulo
dan juag ada perda. TetapI karena alasan untuk bertahan hidup, mereka
para pengsuaag menjalankan usaha demi
sesuaop nasi. Para pengusaha genteng tidak memandang dampak lingkungan.
Terancam transmigrasi Bedol desa”.
Kondisi ini Dukuh Penambangan terancam longsor, dukuh yang berada pada
timur bagian desa yang berbasatan timur dengan sungai Lukulo, sebelah
utara sungai Lukulo dan Selatan berperbatasan dengan sungai Lukulo,
Lelurahan tamanwinangun kecamatan Kebumen (RSU, bekas Pasar Hewan lama
juga terancam longsor juga dan sudah ada 70 Rumah warga sudah longsor).
Sebab ancama dukuh Penambangan desa Kedawung yang di huni sekitar 600
jiwa dan 200 KK ini 90 % atau sekitar 540 jiwa mata pencaharian di
kerjainan genteng bermerk Sokka, 5 % pengusaha pengusaha dan selebihnay
merupakan buruh genteng. Kondisi ini ada semenjak tahun 1948. Pada saat
sekarang kondisi pedukhan tinggal bekas galian tanah yang tidak
terawat seluas 10 hektar lebih dengan kedalaman 10- 15 meter. Di
perkirana 5 tahun daerah setiap ketika banir sungai lukulo dan
penmabangan galian tanah, dipastikan pedukuhan transmigrasi masal
“bedol Desa Ke Kalimantan. (eko wahyudi)
Aktifitas
penggalian tanah untuk industry genteng (galian golongan C) sebenarnya
sudah ada papan pelarangan penambangan sepanjuang aliran sungai Lukulo
dan juag ada perda. TetapI karena alasan untuk bertahan hidup, mereka
para pengsuaag menjalankan usaha demi
Terancam transmigrasi Bedol desa”.
Kondisi ini Dukuh Penambangan terancam longsor, dukuh yang berada pada timur bagian desa yang berbasatan timur dengan sungai Lukulo, sebelah utara sungai Lukulo dan Selatan berperbatasan dengan sungai Lukulo, Lelurahan tamanwinangun kecamatan Kebumen (RSU, bekas Pasar Hewan lama juga terancam longsor juga dan sudah ada 70 Rumah warga sudah longsor).
Sebab ancama dukuh Penambangan desa Kedawung yang di huni sekitar 600 jiwa dan 200 KK ini 90 % atau sekitar 540 jiwa mata pencaharian di kerjainan genteng bermerk Sokka, 5 % pengusaha pengusaha dan selebihnay merupakan buruh genteng. Kondisi ini ada semenjak tahun 1948. Pada saat sekarang kondisi pedukhan tinggal bekas galian tanah yang tidak terawat seluas 10 hektar lebih dengan kedalaman 10- 15 meter. Di perkirana 5 tahun daerah setiap ketika banir sungai lukulo dan penmabangan galian tanah, dipastikan pedukuhan transmigrasi masal “bedol Desa Ke Kalimantan. (eko wahyudi)