Kebumen, 26/9/12
Cari uang di Kebumen susah, judul ini sebuah kenyataan penulis yang asli
lahir di kebumen, kata mereka (warga kebumen) sering mengatakan ”mendingan jadi
kuli untuk kerja dengan orang lain di luar kota Kebumen sebagai jalan untuk mempertahankan hidup. Sudag banyak warga Kebumen yang nekat dengan merantau ke kota besar. Baik tamatan SD,
SMP bahkan perguruan tinggi memilih kerja di ibu kota ari pada harus berpikir
krja keras dan mandiri untuk bekerja.
Suatu hari penulis mendengar
cerita loper Koran di sebuah harian pagi di kota kebumen.Ada cerita negative dari Kota Beriman yang sudah berumur 68 tahun ini, cerita miring keadaan sosial ekonomi
warga Kebumen yang berjumlah 1,23 juta jiwa ini, 90 % diambang garis
kemiskinan, sehingga banyak orang yang tidak betah dan tidak suka hidup di
kebumen.
Bukan tidak betah tinggal di
Kebumen, tetapi betul-betul kebumen sangatah jauh tertinggal dari Kabupaten
lainnya di Jawa Tengah, Kebumen memiliki ciri orang yang senang jadi kuli,
tidak senang jadi pengusaha, sehingga andalan orang orang Kebumen menjadi PNS, jarang oang orang kebumen bercita citra
menjadi pengusaha sheingga membuka lowongan kerja.
Ada sebgaian warga ingin
berwirusaha, tetapi Kendalanya bukan di modal, tapi mental wirusaha yang jauh
sekali, selain itu daerha yang paling banyak tingkat perceraian no 1 di Jawa Tengah
dan tingkat kriminal no 1 di karisedenan kedua (purworjeo, kebumen, magelang,
wonosobo dan temanggung).
Selain itu di dunia usah bnayak
ornag orang yangs enang jadi perantara (baca: makelar) dalam bahasa Indonesia pemasaran sebuah
produk, tidak berani menjadi pengusaha yang memproduksi, para pedagang yang
menanam investor kebanyakn orang luar kebumen, sehingga menyerap tenaga kerja
yang berjiwa kuli.
Tahun 2012 misalnya di Kebumen
banyakterjadi kecelakaan, banyak terjadi kriminal, dna hampir marak. Berarti ada
yang salah dengan penataan Kebumen. Sehingga cari uang susah. Sehingga
pengangguran banyak TKI paling terbanyak di Jawa tengah. Tahun 2012 pertengahan, banyak berdiri Bank, KSP,
koperasi, bank, asuransi berdiri di jalan kota kebumen. Sebenarnya untuk siapa?
Memberdayakan atau hanay minta dana
untung di rekerning
Selain itu, Banyak warga kebumen
yang membuat peminjaman modal beserta visi kewirausahaan dengan modal tanp[a
melihat hasil produksi pertanian melimpah yang belum di garap.Tetapi harus di seimbangkan denga nuansa “marabahaya
bagi” seornag warga kebumen yang berpetani dengan angka 80%. Sebenarnya yang salah
pemerintahnya atau masyarakatnya, ataukah benar kalau “ kemiskinan sebuah
takdir orang kebumen.”